Cinta

Cinta
Demi Wildan

Bebek

Bebek
Jepret-jepret karya WIildan
Tampilkan postingan dengan label kesehatan anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kesehatan anak. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Oktober 2011

Tarik nafas panjang

Selasa kemarin dapat pengalaman tidak menyenangkan. Dengan setting sebuah RS di daerah Bekasi, datang seorang ibu membawa anaknya berusia 6 bulan. Kebetulan si ibu bercadar rapat-rapat. Keluhannya si anak demam, batuk, pilek dan tampak sesak. Setelah pemeriksaan fisis, sekilas yang tampak adalah pneumonia. Karena si anak masih tampak cukup baik keadaan umumnya dengan nafas yang tidak terlalu cepat walaupun terdapat retraksi dinding dada yang ringan, maka saya putuskan untuk rawat jalan terlebih dahulu. So far so good, si ibu mengerti instruksi yang harus dikerjakan. Namun saat resep diberikan dan dijelaskan kegunaan masing-masing obat, jreeeng jreeeng ibu ini langsung menolak resepnya mentah-mentah.

"Saya ngga mau pakai antibiotik!" katanya. Okelah, tawar menawar pun dilakukan, dengan syarat bila besok keadaan memburuk, maka antibiotik diberikan dan diresepkan pada resep yang berbeda. 

"Kenapa mama ngga mau dikasih antibiotik? Kan kondisi yang sekarang perlu, ma!" iseng nanya.

"Anak saya ini daya tahan tubuhnya sudah bagus, dok. Dari kecil sampai sekarang cuma ASI, sudah diberi madu dari sejak lahir, dan ga pernah sakit sampai sekarang walaupun ngga diimunisasi", jawabnya yakin.

"Oh, jadi ngga ASI eksklusif ya, Ma? Itu sudah diberi madu dari bayi, padahal kan perutnya belum siap. Sayang juga ya ngga diimunisasi, padahal kalau diimunisasi daya tahan tubuhnya pasti lebih baik lagi."

"Dok, di Al Quran ada ayat tentang madu dan tidak pernah ada ayat tentang imunisasi. Jadi yang tidak ada di Al Quran tidak perlu dijalankan," keukeuhnya.

Gua manggut-manggut sok sabar, padahal dalam hati pengen banget nyemprot tuh ibu. 

"Ya sudah ma, sudah prinsip ya. Semoga dede ngga kenapa-kenapa. Balik lagi ya kalau ada diantara tanda2 bahaya tadi tampak sama dede, " sambil mulut rada manyun. Rasanya sih ngga bakalan balik deh tuh ibu.

Setelah si ibu keluar, nyatet-nyatet sebentar, lalu nulis tanda XX kecil di sampul status dan berpesan sama perawat kalau besok dia datang lagi, disarankan saja ke dokter lain daripada nanti bikin hipertensi. Yang begini sih, ga bakalan sembuh sama dokter. Yang begini juga ngga akan nebus obatnya, karena yang dipakai biasanya obat herbal di toko obat. Jadi dia cuma mau tau diagnosis aja. 

*tarik nafas panjaaaaaaaaang banget sambil berdoa semoga si dede ngga kenapa2*

*tarik nafas panjaaaaang sambil berdoa semoga walau gerakan anti imunisasi gencar di mana-mana, herd immunity tetap terbentuk sehingga mereka yang ngga sempat divaksin tetap sehat*

*tarik nafas panjaaaaaaangg sambil berdoa semoga yang antivaksin diberi pencerahan oleh seorang dokter yang lebih sabar daripada saya yang langsung hipertensi kalau harus ngotot2an menjelaskan pentingnya imunisasi sama orang yang keukeuh seperti batu*

*tarik nafas panjaaaaaang sambil berdoa supaya yang anti vaksin ngga ngajak2 orang lain yag masih polos ikut2an anti vaksin juga*

*tarik nafas panjaaaaaang sambil berdoa yang bikin kampanye anti vaksin di bawahini kejebur got...#ih ngga ding yang ini pasti ngga dikabulkan pastinya hehehe*


Selasa, 27 September 2011

Panggilan Hati

Pertama kali menginjak "klinik" ini, hati saya langsung terhempas berkeping-keping. Setelah berjuang 5,4 tahun, masa saya berakhir di "klinik" kampung yang berlabel RSIA ini? Duh, trenyuh rasanya mengingat pengalaman 2 tahun saya sebagai part-time di RSIA laris berargo kuda di bilangan Kampung Melayu. I didn't deserve this. Harusnya saya di RS besar yang mewah, bersih, harum, dan serba lengkap fasiilitasnya. Ini sih sudah pernah saya alami waktu PTT dulu, masa sekarang begini lagi? Di tengah kampung, diantara masyarakat sosial ekonomi bawah, gedung sederhana, perawat yang masih hijau, bahkan kambing berkeliaran di halamannya. Oooh...pleaseee

Setengah hati saya menemui ownernya yang menelpon saya sebelumnya. Mereka mengetahui nomor saya dari salah seorang senior saya. Saat bincang-bincang dengan sang owner, saya sudah tetapkan akan menolak tawaran ini. This wasn' t for me.....I would dropped dead here. Sang owner sendiri adalah pasangan perawat dan bidan asli kampung tersebut, yang harus saya akui memiliki cita-cita mulia meningkatkan derajat kesehatan setempat. Mereka membangun sebuah tempat praktik bidan secara bertahap sampai memiliki plang RSIA seperti sekarang (walaupun sejujurnya menurut saya plang RSIA itu belumlah pantas disandang). Mereka terpicu oleh sulitnya masyarakat setempat mengakses layanan rumah sakit yang terdekat. FYI, lokasi kampung ini terisolir oleh pagar beton kawasan industri MM2100 Cibitung. Bila mereka harus mendapatkan perawatan RS, maka jarak yang harus ditempuh sekitar 10 km ke arah Cikarang. Jadi mereka bertahap membangun klinik mereka sampai akhirnya memiliki layanan RS tipe D. Setidaknya ada fasilitas radiologi, farmasi, laboratorium dan rawat inap. Dan pasien yang masuk tidak harus menyetor DP terlebih dahulu. Suatu tujuan dan cita-cita yang ternyata sangat menyentuh hati ayah saya.

Saat saya sampaikan pada beliau bahwa saya tidak mau menerima tawaran mereka dengan alasan jauhnya jarak tempuh, kondisi dan kecilnya pembayaran, beliau menasehati saya. Kata Bapak, di RS lain yang besar-besar itu, sudah banyak dokter anak yang ngurusin pasiennya. Sedangkan di sini ngga ada yang ngurus. Apa ngga kasian sama anak-anak sini kalau sakit tidak dapat terapi yang tepat? Lagipula kan hidup tidak sekadar mengejar materi belaka, apalagi profesi dokter, masih banyak kewajiban sosial yang harus dijalankan.

Degg...rasanya mata saya seperti dibuka. Benar, sejauh ini kok rasanya saya menjadi jiwa materialis,ya? Jujur saya memang tidak pernah berlebih, tapi juga ALLAH ngga pernah memberikan saya hidup kekurangan. Jadi apa salahnya saya mengembalikan rasa syukur kepada ALLAH di sini? Tempat saya lebih dibutuhkan, toh rizki akan terbuka sendiri bila saya mengetuk di pintu yang tepat. Insya Allah, bila saya melakukan ini, Allah juga tidak melupakan saya. Dan singkat kata, saya menerima tawaran tersebut, walau terkadang keterpaksaan masih sering mengiringi langkah saya.

Tapi Subhanallah, saya justru belajar banyak di sini. Ketajaman klinis saya berulang kali diuji di sini. Pasien APCD, asfiksia, sepsis, gizi buruk, anemia gravis, meningitis, dll ada di sini. Sesuatu yang mungkin saya tidak akan dapatkan di RS besar dengan segudang konsulen ada di sana, karena saya pasti akan merujuk kepada yang lebih kompeten. Tapi di sini, saya tidak bisa merujuk ke mana-mana, karena pasien akan menolak dengan alasan biaya. Dan saya tidak mungkin memulangkan mereka begitu saja bila mereka menolak di rujuk. Dengan segala keterbatasan, saya harus merawat mereka.  Saya harus berpikir keras agar dapat mendiagnosis tanpa menggunakan alat canggih. Mata, hidung, kulit dan telinga saya dipaksa menjadi alat diagnostik. Kreatif adalah jalan saya mengatasi keterbatasan alat.

 Contoh yang akan saya ingat seumur hidup adalah mengubah sebuah toples plastik bening menjadi head box karena ada bayi yang asfiksia. Bayi yang saat dikonsulkan kepada saya sudah dalam kondisi biru, apneu periodik dan letargis. Sang ayah tidak mau dirujuk karena pekerjaannya serabutan, tidak punya uang. Lalu apakah dipulangkan saja? Rasa kemanusiaan yang bekerja. Dengan antibiotik seadanya, cairan infus seadanya, inkubator seadanya (saya bilang inkubator telor ayam), oksigen head box made in Rini, blue light abal-abal dari lampu UV-nya phillips, alhamdulillah hari ini, hari ke tujuh, bayi tersebut sudah fullfeed, lepas oksigen, sedang belajar minum dan sangat aktif, walau kuning masih ada.  Semoga besok dia bisa pulang dan tidak ada kerusakan permanen.

Hhmm, dan memang janji Allah tidak pernah ingkar, alhamdulillah satu demi satu pintu terbuka buat saya. Namun rasanya saya tidak akan meninggalkan lingkungan ini, tidak dalam waktu dekat. Paling tidak sehari dalam satu minggu akan saya tempatkan untuk melayani mereka.Insya Allah, saya tidak ingin berubah!

Kamis, 28 April 2011

Menyiapkan susu formula yang benar


ASI memang makanan terbaik untuk bayi, terutama yang masih berusia di bawah 6 bulan. Panduan WHO terhadap pemberian makan pada bayi adalah ASI eksklusif selama 6 bulan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat kondisi-kondisi yang tidak selalu mendukung seorang ibu menyusui langsung bayinya secara eksklusif. Misalnya ibu dengan infeksi HIV, sakit berat atau bayi dengan gangguan metabolik galaktosemia. Ibu pekerja pun terkadang berada dalam posisi yang sulit untuk dapat memberikan ASI eksklusif karena banyak faktor. Mau tidak mau, pemberian susu formula menjadi solusi pilihan. Tapi ingat ya, BREAST is BEST!

Heboh susu formula yang tercemar bakteri gaungnya masih terdengar sampai sekarang. Wah kepanikan melanda banyak orang, yang kalau buat saya malah jadi lebay!  Untuk informasi, bahkan WHO/FAO dalam pernyataan resminya  tahun 2007 saja menyebutkan bahwa susu formula memang TIDAK STERIL (klik di sini). Jadi bukan sesuatu yang perlu dihebohkan mestinya, kayak ngga ada masalah lain aja yang perlu diurus! 

Karena ketidaksterilan susu formula/bubuk itulah, maka kita perlu tahu cara yang tepat dalam menyiapkan susu botol, mulai dari menyimpan susunya sampai memberikan kepada si bayi. Berikut saya cuplik dari panduan WHO tentang penyiapan susu formula untuk bayi.

Membersihkan
  • Cuci tangan yang bersih dengan sabun di air mengalir
  • Cuci botol dan perlengkapannya dengan air hangat yang dicampur sabun, termasuk tutup botolnya. Gunakan sikat botol dan sikat dot (sikat yang kecil yang dapat masuk ke  bagian dalam dot) untuk menyikat sisa-sisa susu, pastikan tidak ada yang tertinggal, terutama di bagian yang sulit dicapai sikat. Lepas semua bagian botol agar mudah mencapai lokasi yang sulit.
  • Bilas di air mengalir sampai seluruh busa hilang dan bau tidak tertinggal

Sterilisasi
  • Isi panci besar dengan air bersih
  • Masukkan seluruh bagian botol dalam posisi terlepas ke dalam panci, pastikan terendam seluruhnya oleh air dan jangan ada gelembung di dalam bagian botol
  • Tutup panci , didihkan air sampai beberapa saat  (tidak disebutkan lama waktunya, namun kira-kira sampai 5 menit setelah air mendidih). Jangan sampai air dalam panci habis, lalu matikan api.
  •  Tetap biarkan panci dalam posisi tertutup sampai botol hendak digunakan.

    Penyimpanan
    Selalu cuci tangan dengan sabun dan keringkan tangan sebelum memegang botol yang sudah steril.  Lebih baik kalau memakai penjepit steril. Bila ingin menyimpan botol dan peralatannya yang sudah steril dari panci, pastikan botol dirakit terlebih dahulu dan simpan di tempat tertutup agar tidak terkontaminasi kuman. 

    Penyiapan
    • Bersihkan permukaan tempat penyiapan susu formula, kalau perlu dengan dengan desinfektan
    • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu keringkan
    • Didihkan air
    •   Baca instruksi pada kemasan susu untuk mengetahui perbandingan jumlah susu dan air yang diperlukan. Terlalu encer atau kental bisa membuat bayi sakit
    • Tuang air mendidih tadi ke dalam botol (hati-hati tumpah,kan panas ;D). Suhu yang tepat adalah tidak boleh kurang dari 70 derajat celcius. Jadi susu harus segera diberikan sebelum 30 menit agar suhu tetap terjaga
    •  Tambahkan susu sesuai takaran
    •  Goyangkan/kocok botol agar larutan tercampur rata. Segera dinginkan botol susu dengan menaruhnya di dalam wadah berisi air es atau membiarkan beberapa saat di air bersih yang mengalir. Pastikan yang terendam atau terkena air berada di bawah leher botol agar susu tidak tercemar.
    Penyajian
    • Keringkan bagian luar botol dengan tisu sekali pakai
    •  Cek suhu susu dengan meneteskan sedikit pada pergelangan tangan. Suhu harus terasa hangat
    •  Berikan susu pada bayi. Sebaiknya leher botol terisi susu sehingga tidak ada udara yang terhisap oleh bayi
    • Buang sisa susu apabila dalam dua jam tidak habis diminum
    Repot ya? Jelas! Paham kan kenapa ASI tetap yang terbaik. Siap saji, steril,  tidak basi, praktis, murah dan kalau kata para lelaki di dunia ini, kemasannya unik ;D Lagipula ASI adalah HAK ASASI setiap anak.
    gambar boleh pinjam dari sini

    Anak kita bukan anak sapi, tetapi kalau kondisi mengharuskan anak kita menjadi "anak sapi", setidaknya kita tahu bagaimana seharusnya menyiapkan susu formula yang baik. Jadi, lupakanlah ide menuntut pabrik-pabrik susu yang produknya terdaftar dalam kehebohan susu tercemar. Malah nanti banyak yang menganggur karena  semua pabriknya ditutup. Lho memang susu formula tidak ada yang steril! Memangnya cairan infus? 

    Semoga membantu ya….

    Selasa, 26 April 2011

    Salah Kaprah Pada Kesehatan Anak


    Sering kita mendengar, bahkan mempraktekkan mitos-mitos tertentu yang terkait dengan kesehatan anak. Mitos yang diwariskan turun temurun oleh nenek-kakek dan ayah-ibu kita, padahal kita sendiri tidak tahu kebenarannya. Yuk sama-sama kita kupas benar tidaknya mitos tersebut dan logika dibaliknya. 

    •  Kompres dengan alkohol saat anak demam. Katanya mengompres dengan alkohol pada anak yang sedang demam tinggi akan menurunkan suhu tubuh. Salah lho, Bun! Alkohol yang sering digunakan untuk kepentingan medis berkadar 70% dan sangat toksik karena mudah sekali diserap oleh kulit. Secara fisis, alkohol memang terasa dingin, namun tidak mempengaruhi suhu tubuh secara internal. Kalau kompres alkohol dilakukan, sama saja seperti kita memberi anak minum alkohol karena efek samping yang timbul sama. Kompres yang benar adalah dengan air hangat, diusapkan ke seluruh tubuh dengan kain lembut selama beberapa menit.  
    • Membalur anak dengan bawang merah saat demam . Ini resep warisan dari jaman baheula nih. Ya benar sih bawang merah bersifat melebarkan pembuluh darah, sehingga mengurangi suhu tubuh. Sayangnya bawang merah bersifat iritatif bagi kulit sehingga pada beberapa anak akan timbul kelainan di kulit seperti luka bakar ringan. Bau bawang yang menusuk juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada anak, padahal pada anak yang demam rasa nyaman sangat membantu. Jadi hati-hati ya memberikan kompres balur bawang.  
    • Tumbuh gigi disertai demam. Pada beberapa anak terkadang didapatkan demam dengan derajat rendah (<38 0 C) saat sedang tumbuh gigi, terutama apabila gusi sedang bengkak. Namun tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa anak tumbuh gigi selalu demam. Kejadian demam yang bersamaan dengan kejadian tumbuh gigi harus dicari penyebab lainnya, apalagi bila suhunya  >38,5 C.
    • Kopi dapat mencegah/mengobati kejang demam. Ada yang menyarankan saat anak sedang kejang, diberikan minum kopi/kopi bubuk. Wah, ya tidak  benar dong! Jangan sekali-kali memasukkan apapun ke mulut anak yang sedang kejang, termasuk kopi. Salah-salah nanti malah tersedak dan masuk ke saluran nafas, anaknya justru berhenti bernafas. Tidak ada manfaat apapun dari kopi dalam mencegah/mengobati kejang demam. Anak dapat kejang saat demam karena adanya gangguan hantaran listrik di otak sehingga menimbulkan bangkitan kejang dan risikonya meningkat apabila terdapat riwayat kejang pada orangtuanya atau sudah memiliki kelainan neurologis tertentu. Pemberian minum kopi setiap hari juga tidak berpengaruh dalam rangka pencegahan pada anak yang sudah memiliki riwayat kejang. Kafein pada kopi bahkan lebih banyak bersifat mudharat daripada manfaatnya. Si anak bisa gelisah, tremor dan hiperaktif. Kafein juga dapat menyebabkan asam lambung meningkat sehingga si anak mengeluh sakit perut.
    • Batuk pada anak biasanya TBC paru. Tidak secara umum! Batuk pada anak justru lebih sering karena alergi atau infeksi virus di saluran nafas, berbeda dengan orang dewasa yang memang manifestasi utama infeksi TBC paru adalah batuk. Hanya pada kasus-kasus tertentu saja batuk pada anak yang terkait TBC. Infeksi TBC pada anak lebih sulit ditegakkan diagnosisnya karena gejala yang timbul dapat menyerupai banyak penyakit. Sehingga terkadang membutuhkan lebih banyak pemeriksaan penunjang dibanding orang dewasa.
    •  Minum susu membuat anak menjadi cerdas. Wah ini sih bisa-bisanya yang bikin iklan supaya jualannya laris hehehe. Seorang anak menjadi pintar dipengaruhi banyak faktor, seperti genetik, stimulasi lingkungan dan nutrisi. Peranan susu ada di faktor nutrisi. Nutrisi yang baik akan memperbaiki sambungan-sambungan saraf (sinaps) di otak sehingga rangsang yang didapat dari lingkungan akan diterima dengan baik oleh anak. Anak yang minum susu yang paling mahal dan paling lengkap kandungannya tapi  stimulasi tidak dilakukan oleh lingkungan keluarganya ya tetap saja ngga pintar.
    • Anak tidak nafsu makan, kasih vitamin saja.Sering kan Bunda berpikir begini? Memberikan multivitamin dianggap akan membantu nafsu makan si anak kembali. Padahal banyak faktor yang menyebabkan anak tidak nafsu makan (sudah diposting sebelumnya, ya). Logika kita sebagai orangtua harus dibalik nih, Bun. Pada anak yang sulit makan atau picky eater, mungkin saja akan kekurangan vitamin/mikronutrien tertentu karena asupan makanannya terbatas.  Nah kekurangan  inilah  yang diisi dengan vitamin buatan pabrik itu. Tapi jangan menganggap vitamin sebagai jawaban dari semua kasus susah makan, ya, tetap harus dicari tahu penyebabnya.
    •  Anak gemuk  itu lucu dan sehat. Kita masih sering berpikir seperti itu kan, Bun? Pasti senang kan melihat anak kecil gemuk dan pipinya tembem. Lucu dan bikin gemas! Yuk diubah pikiran itu. Anak yang gemuk dan cenderung obese seperti bom waktu, membawa sejumlah penyakit yang akan terbuka satu demi satu saat usianya menjelang dewasa. Penelitian telah banyak membuktikan bahwa orang dewasa muda yang di masa kanak-kanaknya mengalami kegemukan, akan memiliki peningkatan risiko mengalami gangguan kardiovaskuler  (serangan jantung, stroke, hipertensi) lebih awal. Akibatnya akan terjadi ledakan generasi muda yang tidak produktif karena sakit-sakitan. Anak yang gemuk menjelang remaja juga rawan mengalami depresi sehingga mereka menjadi orang dewasa yang rendah diri. Jadi tidak usah bernafsu membuat anak menjadi gemuk. Sepanjang status gizinya ideal, anak Bunda akan baik-baik saja.
    •  Gigi susu tidak usah dirawat, nanti kan diganti gigi tetap. Lho?? Jelas salah dong, Bun! Gigi susu pun perlu dirawat seperti gigi tetap. Proses makan, mengunyah dan berbicara melibatkan fungsi gigi. Sehingga gigi yang sehat diperlukan. Bayangkan kalau gigi gigis semua, bagaimana si anak bisa makan dengan baik? Jadi upayakan membiasakan anak menyikat giginya sejak gigi pertamanya tumbuh. Apabila gigi anak ada yang berlubang, sebaiknya tetap dibawa ke dokter gigi untuk tata laksana lebih lanjut.
    • Bayi kuning gara-gara tidak dijemur. “Ini gara-gara ngga ada matahari, makanya bayi saya jadi kuning!”. Ah masa sih, Bun? Bayi bisa kuning karena ada pemecahan sel darah merah yang berlebihan. Sebanyak 60-70% bayi normal mengalami kuning pada satu minggu pertama. Sebagian membutuhkan terapi sinar dan yang lainnya tidak. Kuning yang tidak normal bila terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan. Kuning yang berlangsung lebih dari 2 minggu membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Dasar penjemuran dengan sinar matahari adalah karena memiliki panjang gelombang yang dapat memecah bilirubin (zat penyebab kuning) menjadi bahan yang larut air sehingga kadar kuning menjadi turun. Penjemuran bayi dan efeknya terhadap kuning masih menjadi kontroversi. Bagi yang kontra menyatakan bahwa kita tidak pernah tahu berapa paparan panjang gelombang yang dipancarkan matahari setiap hari, sehingga efek terhadap pemecahan bilirubin bermakna. Boleh saja menjemur bayi, namun lebih untuk kepentingan penyerapan vitamin D. Bila akan dijemur, sebaiknya dilakukan pada sekitar jam 7-8 pagi saat radiasi matahari belum terlalu tinggi, selama 10-15 menit. Perhatikan kondisi si bayi jangan sampai kedinginan atau sebaliknya, kepanasan karena bisa menimbulkan luka bakar dan kurang cairan. Apabila bayi Bunda kuning, tetap memerlukan evaluasi dari seorang dokter.
    • Biar nggak kembung dan bodong, pakai gurita. Bayi bernafas dengan bantuan otot-otot di daerah perut. Apabila bayi menggunakan gurita, tentunya terganggu proses pernafasannya. Jadi disarankan tidak menggunakan gurita pada bayi. Takut bodong? Pusar yang bodong terjadi karena kondisi hernia dan tidak semua anak mengalami hernia kan? Sedangkan kembung terjadi karena udara tertelan masuk lambung saat menyusu, karena itu menyendawakan bayi setelah minum sangat membantu mencegah kembung.
                    (Picture is taken from: http://www.chiropracticlifeblog.com/wp-content/uploads/2009/07/hchw.jpg)
     
    Masih banyak sebenarnya mitos-mitos lain yang beredar di masyarakat terkait kesehatan dan tumbuh kembang anak. Kita selaku orangtua layak menimbang dengan seksama dengan logika yang rasional sebelum mempraktikkan mitos-mitos yang ada agar tidak merugikan anak kita.

    Jumat, 22 April 2011

    Kecil-kecil kok sukanya begadang?


    Kecil-kecil kok begadang?

    Setiap orangtua pasti pernah punya keluhan seperti di atas terhadap anaknya. Memang ada fase seorang anak mengalami gangguan tidur. Mulai dari yang tidurnya baru bisa setelah tengah malam, sering mimpi buruk atau acapkali terbangun di tengah malam. Keluhan ini sering juga disampaikan di kamar praktik seorang dokter. Saya bisa paham alasan orangtua yang mengeluhkan gangguan tidur anak. Anak sulit tidur, maka orangtua pun akan terpengaruh kuantitas dan kualitas tidurnya. Saya mencoba meringkas berbagai artikel mengenai kesulitan tidur pada anak, semoga bisa menjadi tambahan wacana bagi para orangtua.
    Tidur merupakan hal penting yang dibutuhkan seorang anak untuk mencapai tumbuh kembang optimal. Pada saat seorang anak tidur, segera setelah fase tidur nyenyak pada malam hari dimulai, tubuh akan melepaskan hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH) yang merangsang sel-sel tubuh untuk membelah dan bertambah ukuran. Agar GH ini dapat dilepaskan dengan baik, maka dibutuhkan kualitas tidur yang baik.  
    Syarat-syarat tidur yang baik adalah waktu lamanya tidur malam tercukupi, tidak terinterupsi, berhubungan dengan lamanya tidur siang (sesuai umur) dan terjadwal sesuai jam biologis anak. Kebutuhan tidur bagi seorang anak berbeda-beda sesuai dengan usianya. Bayi baru lahir tentu membutuhkan tidur yang lebih banyak dibanding bayi 6 bulan. Namun perlu diingat, setiap anak spesial dan memiliki variasi individual. Tabel dari American Academic of Pediatric (AAP)di bawah ini  menunjukkan kebutuhan tidur seorang anak berdasarkan usianya. Kalau kurang besar klik link dibawahnya ya.

    http://gettingagoodnightssleep.com/wp-content/uploads/2010/07/wpid-sleep-disorders-and-sleep-problems-in-childhood-4c34a09d09353.gif
    Beberapa anak kesulitan mengatur jam biologis ini, sehingga pola tidur mereka berubah, Yang harusnya malam hari untuk tidur, malah sebaliknya. Karena itulah peran orangtua sangat penting dalam membantu anak mengatur jam biologis. Anak harus tahu kapan dia sudah harus tidur, karena itu berikanlah sinyal-sinyal khusus agar anak mengetahui ja m tidurnya sudah dekat. Diperlukan konsistensi dan ketegaan orangtua untuk memulai hal ini. Semakin dini sinyal-sinyal ini dikenalkan, maka semakin kecil anak mengalami gangguan tidur. Tidak ada yang salah dengan menanamkan dan mengenalkan disiplin sedini mungkin, tentu dengan batas yang wajar untuk seorang anak.
    Berikut adalah beberapa tips membantu seorang anak tidur dengan berkualitas yang bisa digunakan oleh orangtua:
    1.     Biasakan membuat ritual ‘bersih-bersih’ sebelum tidur,seperti cuci tangan, kaki, muka dan sikat gigi. Mengganti baju si anak dengan pakaian tidur yang nyaman akan sangat membantu si kecil pergi tidur. Jangan keluar kamar lagi apabila sudah melakukan ritual ini, ingat Anda harus konsisten!
    2.    Buatlah ritual ‘ikatan batin’ dengan anak setelah tips no.1. Bacakanlah untuknya sebuah cerita atau kalau Anda cukup kreatif, karanglah cerita yang belum pernah ia dengar. Bernyanyilah untuknya kalau perlu. Tetaplah di tempat tidurnya beberapa saat, berikan pelukan, tepuk-tepuk bagian tubuhnya atau berikan pijatan ringan agar ia rileks. Batasi waktu sayang2an ini, sebaiknya jangan selalu menunggu sampai ia jatuh tertidur. Tinggalkan si kecil sendiri bila dalam setengah jam belum juga tidur, namun jangan ijinkan ia keluar kamar.  Bila ia keluar kamar, antarkan lagi masuk kamarnya. Begitu dan selanjutnya.
    3.    Konsisten dengan waktu yang telah ditetapkan. Bila hari ini diminta tidur jam 8, ya besok dan seterusnya tetap jam 8.
    4.    Matikan lampu yang besar, kalau anak takut kegelapan, nyalakan lampu redup. Beberapa anak tidak suka tidur dalam gelap, namun beberapa penelitian menghubungkan berkurangnya produksi GH dengan penggunaan cahaya terang sewaktu tidur.
    5.    Sebaiknya tidak ada TV/radio/komputer apalagi play station dalam kamar. Beberapa anak terbiasa tidur dengan adanya suara. Kalau musik diperlukan, pasang musik yang terbukti merangsang perkembangan kognitif anak, misalnya musik klasik, namun segera setelah anak tertidur, matikan musiknya.
    6.    Ajari bayi Anda bahwa tidur haruslah di tempat tidur di dalam kamar tidur. Jangan membiasakan bayi Anda tertidur pulas dalam gendongan. Begitu ia mengantuk, taruh di tempat tidur.
    7.    Bila anak terbangun di malam hari,jangan segera menyalakan lampu. Tenangkan ia dengan kata-kata yang lembut. Jangan buru-buru menggendongnya. Bayi dan anak dapat mengalami disorientasi saat tiba-tiba terbangun di tengah malam dan dapat membuat mereka ketakutan. Yakinkan mereka bahwa ayah dan ibunya tetap ada untuknya walaupun tidak menggendongnya. Bila anak tidur terpisah dengan orangtua, sebaiknya tidak menunggunya sampai jatuh tidur lagi. Biarkan ia tidur sendiri. Bila ia menangis tunggu beberapa saat, baru kembali ke kamarnya dan tenangkan si anak. Bila saat anda keluar, ia menangis lagi, perpanjang lama waktu anda kembali ke kamarnya. Demikian juga di hari berikutnya. Metode ini disebut metode Ferber. Biasanya seorang anak membutuhkan waktu 3 hari untuk bisa mengikuti pola ini. Bila gagal dalam 3 hari, coba lagi di bulan berikutnya.
    8.    Jangan mengajak anak Anda bermain di atas jam 7 malam. Bermain hanya di siang hari saja.
    Semoga membantu ya…..

    Selasa, 29 Maret 2011

    Anak Susah Makan


    "Dokter, Kenapa ya Anak Saya Susah Makan….?"

    Duh, paling pusing kalau dapat pertanyaan seperti ini di kamar praktek. Karena pertanyaan yang terdiri dari 7 kata itu, jawabannya bisa satu buku textbook sendiri. Dan waktu konsultasi yang cuma 10-15 menit kadang kurang itu belum tentu bisa memenuhi keingintahuan orangtua kenapa anaknya susah makan. Ekspektasi orangtua biasanya cuma satu,”Dok,kasih vitamin yang paling bagus ya, supaya nafsu makannya ada.” Duh, dokternya tambah puyeng kalau begini. Dikasih ya ngga bener, ngga dikasih orangtuanya kecewa. Kesimpulannya, ya tetap ortu harus dijelaskan sampai sedetil-detilnya. Sayangnya, karena kebanyakan ortu pasien-pasien saya datang dari kelompok menengah ke bawah, walaupun sudah dijelaskan berbusa-busa, ya tetap aja banyak yang ga mudeng ;(

    Anak susah makan bukan vitamin jawabannya, Bunda. Banyaaaaak sekali penyebab mengapa anak susah makan dan berat badannya tidak naik, sehingga yang perlu kita cari tahu adalah akar permasalahannya.
    Kadang keluhan orangtua ini tidak cocok dengan kondisi status gizi anaknya. Bundanya mengeluh anaknya sulit makan, tetapi status gizi anaknya baik. Usut diusut ternyata si anak bukan susah makan, tapi dia terlalu banyak ngemil dan minum susu sehingga saat makan tiba, dia sudah kenyang. 

    Berikut saya coba membahas secara sekilas mengapa anak “susah makan”

    Perkembangan ketrampilan makan anak itu sudah dimulai sejak lahir. Insting bayi baru lahir untuk “makan” sudah ada terbukti dengan kemampuannya mencari puting susu ibunya saat inisiasi menyusu dini. Ketrampilan makan ini akan berkembang pesat pada usia 6 – 9 bulan dan berlangsung terus sampai usia 3 tahun. Dengan demikian usia tersebut merupakan fase kritis untuk melatih anak makan dengan baik. Kesalahan yang terjadi pada usia ini dapat menetap bertahun-tahun lamanya dan berdampak pada status gizi anak. ASI eksklusif (ASIX) merupakan awal yang baik untuk dasar pemberian makan. Anak yang mendapat ASIX cenderung lebih mudah mentolerir pemberian makanan padat dibanding bayi yang mendapat susu formula. Memberi makan pada bayi yang baru mengenal makanan padat tentu berbeda. Judulnya saja belajar, jadi tidak harus selalu berhasil pada setiap pemberian makan. Prinsipnya hanya mengenalkan makanan padat, tidak ada target sang bayi harus menghabiskan kuantitas makanannya. Makanan utama bayi kurang dari satu tahun kan cuma susu. 

    Syarat mengenalkan makanan adalah satu bahan setiap kali mengenalkan jenis makanan baru selama beberapa hari (biasanya 4-5 hari). Budaya ortu sebaliknya, mencampur seluruh isi lemari es dan memblendernya jadi satu sehingga Ilustrasinya seperti ini, hari ini anak hanya diberikan bubur nasi saja selama 3-4 hari, sesuaikan kemampuan makan anak, jangan memakai target dari pemberi makan. Begitu terus selama beberapa hari sampai si anak kenal rasa bubur nasi. Lihat toleransi alerginya, adakah reaksi yang timbul seperti diare, kulitnya menjadi ruam-ruam, bisul-bisul, atau pilek. Kalau ada, berarti si anak mungkin alergi terhadap protein dari beras. Nanti setelah 2-3 bulan baru coba lagi dengan prinsip yang sama. Kalau tidak ada masalah, boleh ganti dengan jenis bahan makanan lainnya , misalnya kentang. Kalaupun mau coba lagi bubur nasi kombinasi dengan lauk, silakan saja. Coba dengan satu lauk terlebih dahulu, misalnya ayam selama beberapa hari. Jangan takut anak kekurangan gizi, tidak akan karena memang makanan utamanya susu kok. Justru karena itulah, Bunda bisa lebih leluasa mencoba-coba makanan pada si kecil di usia sampai 1 tahun ini tanpa takut kekurangan gizi. Kelebihan mencoba makanan dengan cara ini selain untuk melihat respon alergi anak, juga melatih anak mengenal semua rasa. Mulai dari sayur yang getir sampai ikan yang amis, sehingga anak tidak menjadi anak yang pilih-pilih makanan setelah lebih besar nanti.

    Secara umum, ada tiga hal utama penyebab kesulitan makan pada anak:

    1.       Faktor organik
    Yaitu apabila kesulitan makan memang disebabkan karena ada kelainan baik secara anatomis maupun fisiologis dari tubuh si anak. Seperti ada infeksi akut (radang tenggorokan, flu, diare, radang lambung),infeksi kronis (umumnya tuberculosis atau infeksi saluran kemih asimptomatis). Kelainan bawaan juga bisa menyebabkan hal ini, seperti misalnya sumbing bibir dan langit-langit mulut. Gangguan persyarafan juga sangat mempengaruhi kemampuan makan anak, seperti bila si anak memiliki kondisi lumpuh otak (cerebral palsy), hidrosefalus atau sindrom-sindrom terkait bawaan genetik. Kelainan bawaan dari lahir seperti penyakit jantung bawaan atau  laringomalasia (tulang rawan daerah saluran nafas atas belum sempurna) juga sangat berperan dalam kesulitan makan, terkait besarnya usaha yang dikeluarkan anak untuk mengisap, mengunyah atau menelan makanan. Kelainan fungsi seperti refluks lambung juga sering menyebabkan kesulitan makan. Gangguan di rongga mulut, seperti sedang tumbuh gigi atau banyaknya gigi yang bolong juga harus dievaluasi.Ciri khas seorang anak dengan gangguan makan akibat faktor organik adalah berat badannya yang tidak baik, terkadang gagal tumbuh.

    2.       Faktor psikologis
    Terkadang faktor ini terabaikan oleh ibu, pengasuh atau bahkan dokternya. Kemampuan anak beradaptasi terhadap lingkungan dan sekitarnya di usia 6 bulan mulai berkembang pesat dan mencapai puncaknya pada usia prasekolah. Anak mulai belajar tentang konsep diri sebagai pribadi dan terkadang sangat ingin menunjukkan pada orang lain tentang kemandiriannya dan menentang dominasi orangtua. Bentuknya dapat sebagai penolakan bila diberi makan.  Gangguan cemas perpisahan pun dapat memicu kesulitan makan, karena secara psikis anak tidak merasa kenyamanan yang biasa ia rasakan. Bunda, bayi pun bisa stres lho, manifestasinya ya menolak makan. Anak pun sedang gemar melakukan eksplorasi lingkungan dan akan menganggap bahwa makan sebagai ‘perusak’ kegiatan yang mengasyikan (apalagi kalau mamanya memberi makan dengan mata melotot dan tangan di pinggang ;D). Nah ini juga penting nya membuat  lingkungan dan suasana makan si anak menyenangkan. Mencari perhatian pun sering dilakukan si anak dengan menolak makan. Apalagi kalau bundanya bekerja (kayak anak saya tuh) dan setiap hari biasa makan dengan pengasuh. 

    3.       Faktor makanan
    Poin terakhir ini juga tidak boleh dilupakan, justru kadang menjadi penyebab utama. Sekarang Bunda, coba Tanya diri sendiri, apakah kalau makanan tidak enak rasanya, kita nafsu memakannya? Hhhm, pasti jawabnya tidak,kan? Lha, anak juga begitu! Jadi coba lihat lagi menu makanan yang kita berikan pada si anak. Jangan-jangan anak bosan makan dengan menu yang itu-itu aja (kata anak saya:”Huh, ibu masak sayur bayam lagi, sayur bayam lagi!”). Mengetes anak kita tidak suka makan atau memang sulit makan gampang kok, Bun. Lihat saja, kalau di ajak makan di resto fast food, tiba-tiba dia jadi doyan makan, berarti ya memang dia bosan atau ga suka masakan bundanya. Makanya saya suka tanya sama bunda di kamar praktek,”Mam, pinter masak ngga? Mam, siapa yang masak di rumah?”. Karena kalau ternyata bundanya ga pintar masak, maka saya akan minta beliau untuk kursus masak, atau beli buku resep masakan. Kalau ngga bisa juga, saya suruh cari katering yang berkualitas. Saya tidak rekomendasikan beli makanan di warteg karena rasanya dan kualitas yang tidak ramah buat anak.
    Minum susu terlalu banyak juga sering jadi biang kerok anak tidak mau makan.  Minum susu berlebihan memang membuat berat badan si anak meningkat, tapi apakah gizinya seimbang? Jelas tidak! Mana seratnya? Hhmm, bisa-bisa malah si kecil datang lagi ke saya karena sembelit. Lagipula setelah satu tahun, anak cuma perlu susu 400ml per hari kok. Jadi ngga usah mendewakan susu ya, Bun? Usus orang Asia pun sebenarnya tidak didesain menjadi peminum susu seperti orang bule. Lagipula susu bukan penyebab anak jadi pintar, tuh pak Habibie waktu kecil ga minum susu pun tetap pintar kok.
    Mengemil terlalu banyak pun membuat anak tidak mau makan. Memang camilan bentuknya kecil-kecil dan imut-imut, tapi coba lihat isinya,deh. Hhm, tepung, coklat, susu, kacang, keju, hitung sudah berapa kalori tuh? Banyak lho, bun, jelas saja anaknya kenyang.  Jadi upayakan memberi snack kurang lebih dua jam sebelum waktu makan ya? Mau snack yang lebih sehat lagi? Silahkan kasih buah-buahan, bunda.
                                              Gambar diambil dari www.thenewschronicle.com
    Kira-kira itu yang akan saya cari dan gali kalau ada orangtua pasien yang membawa anaknya  karena sulit makan. Jadi jangan harap saya sedemikian gampang memberikan multivitamin ya,Bun? Dan jangan marah ya kalau dokter  sangat banyak bertanya dan terkadang memerlukan banyak pemeriksaan tambahan untuk melihat masalah dasar mengapa anak bunda ga mau makan. Moga-moga tulisan saya ini sedikit membantu bunda mengevaluasi di rumah mengapa si buah hati tidak mau makan. Salam sehat buat seluruh keluarga