Biasa deh, menjelang ultahnya Idan tanggal 30 Oktober, Bu'ne jadi sentimentil girl hehehe :p. Mengingat kembali kejadian tanggal 30 Oktober 2005 saat anak Bu'ne paling ganteng sejagat raya lahir :L Kayaknya baru kemarin deh punya bayi, eh sekarang Idan udah jadi jajaka...
Bu'ne sih buat posting ini biar si ganteng suatu saat bisa baca ini dan selalu tahu bahwa dia pernah jadi bayi mungil yang lucu, imut dan tahu bahwa sejak dia lahir, Bu'ne dan Pak'e sudah jatuh cinta setengah mati sama dia. Bahwa Bu'ne sama Pak'e bakalan mengorbankan apa saja buat kebahagiaan dia. Walaupun sekarang si ganteng sudah mulai berulah dan terkadang bikin Bu'ne dan Pak'e sebal (setengah hidup juga)
Ketemu foto-foto bayinya si ganteng. Dulu masih pakai kamera rol gitu (huaah kayaknya jadul banget ya?). Nah Bu'ne fotoin ulang dalam format digital. Foto-fotonya terpaksa Bu'ne ambil via BB. Soalnya kamera digital Bu'ne kan digondol makhluk spesies maling dan belum punya uang buat beli lagi (aaarrgghh masih gondok). Tapi ga apalah, masih untung punya dokumentasi si ganteng kecil hehehe.
Mau lihat si ganteng waktu masih 'piyik'? Nih..
Cinta
Bebek
Minggu, 30 Desember 2012
Kudus, I'm in love (with the food)
Idan manyun di depan bis Nusantara, ga mau pulang ke rumah |
Begitu sampai rumah simbah, taruh barang, mandi langsung naik motor sowan sama Bu Jatmi. Siapa Bu Jatmi? Tidak lain tidak bukan adalah penjual soto Kudus paling enak sedunia, Soto Bu Jatmi, di Jalan Wahid Hasyim, Panjunan. Lapar dan kedinginan tertempa AC bus semalaman langsung hilang kalau makan sotonya. Waduh, ngga ada yang ngalahin sotonya deh (nulis ini sambil ngeces, sluuurrrpp). Ada rasa segar yang tidak bisa ditemukan di genre soto Kudus yang lain. Entah karena faktor kecapnya yang unik, kecap THG, atau memang tangan si Bu Jatmi ini beda dari tangan penjual soto lainnya. Tapi sayang teh manis di tempat si ibu ini kurang cihui manisnya, enak teh di warung padang.
Waaaaah saya sangat ingin makan ini sekarang. Yang mangkuk kecil itu soto ayam dan yang besar soto kebo |
Yang ngga boleh lupa diabsenin opor Sunggingan di jalan Nitisemito. Opor ayam bakar, bukanya hanya pagi dari jam 6 juga kayaknya sudah jualan nih si bapak. Menurut saya opornya sih biasa-biasa saja, ya opor. Tapi yang bikin istimewa itu justru sambel goreng tahunya. Manis, pas sama lidah jawa saya, kalau dicampur sama kuah opornya, waaah laziiisss. Pesannya yang double ya, kalau singel pasti ngga cukup buat perut saya yang ruangannya banyak kayak perut sapi ini hahaha. Anehnya yang langganan tetap di sini justru orang-orang etnis Tionghoa (mau nulis yang lain takut SARA :p).
Lihat nggak cabe rawit kukusnya...sluuuurrrpppp. Di daerah, semakin banyak kalender yang tergantung, berarti warung tersebut semakin terkenal |
Penampakan ayam bu kasmini. Yang gelap itu dari BB saya (haah merindukan si Canon merah yang ditilep maling). Yang jelas itu boleh pinjam dari sini |
Lentog yang porsinya kecil. Tuh kan tuh kan...wajar kan kalau saya nambah :p |
Pak Min yang ngangenin. Yang belum pernah coba sate kebo pasti penasaran |
Bakwan bakar super pedas dan penjualnya |
Pemerahan susu Muria dengan Idan yang hepi melihat sapi diperah dan diberi makan. Lebaran 2012 ketemuan sama Ully dan Little K di sini. |
Penampakan pindang ayam dan si Ayah yang minta nambah serta putranya yang ngambek. Yang bawah itu foto suhu saya sama yang punya warung, Bu Mar. |
Banyak orang yang mencari garang asem Sari Rasa kalau ke Kudus. Hhmm buat saya sih just so so ya. Segar sih memang tapi kurang pedas buat lidah saya, jadi kurang garang rasanya hahaah. Mungkin saya mau kesana lagi tapi ngga sengotot seperti absen wajib ke Bu Jatmi.
Penampakan garang asem yang ngga garang walaupun potongan cabenya banyak api buat saya masih kurang banyak. Dasar anomali lidah |
Lesehan sego tahu di depan penjara. Saking banyak peminatnya, yang beli sampai tepar hahaha |
Anyway, we always have fun at Kudus |
DUNIA DI WAKTU KECIL
Tumbuh sebagai seorang
anak dengan cap kutu buku buat saya sepertinya tidak jadi masalah. Yah walaupun
tidak dipungkiri, setelah saya dewasa ternyata saya menjadi orang dengan
kepribadian cenderung menarik diri dan soliter. Tapi, jujur saja, dengan banyaknya buku di
sekeliling, saya adalah seorang anak dengan banyak fantasi. Mama dan Bapak saya
bisa dibilang jarang mengajak saya dan adik-adik saya berlibur di luar kota, di
dalam kota saja rasanya bisa dihitung dengan tangan. Liburan saya hanya berkisar
menginap di rumah simbah dan bude-bude saya. Tapi kayaknya saya tidak pernah
berkeberatan. Kenapa? Karena imajinasi saya jalan terus akibat terlalu banyak
membaca.
Saya tidak pernah bosan duduk di sudut menyender tembok atau membaca sambil tiduran dengan sebuah komik atau novel anak-anak yang tebal. Padahal buku-buku tersebut sudah berkali-kali saya baca sampai menguning. Herannya, kegemaran saya membaca (dan juga suami saya) tidak menurun kepada si Idan. Hadeuuuh, salah saya kurang getol membacakan cerita untuknya.
Saya tidak pernah bosan duduk di sudut menyender tembok atau membaca sambil tiduran dengan sebuah komik atau novel anak-anak yang tebal. Padahal buku-buku tersebut sudah berkali-kali saya baca sampai menguning. Herannya, kegemaran saya membaca (dan juga suami saya) tidak menurun kepada si Idan. Hadeuuuh, salah saya kurang getol membacakan cerita untuknya.
Saya paling senang
membaca dongeng Grimm, Andersen atau Perrault seperti kebanyakan gadis kecil lainnya. Semua ceritanya saya hapal. Semua fairy
tale saya tahu. Saking menikmati dongeng tersebut, kadang saya termimpi-mimpi
dan berkhayal jadi putri yang disihir dan diselamatkan pangeran. Kalau Mama-Bapak marah pada saya, saya ngumpet dikamar, berpura-pura mereka adalah naga dan penyihir yang jahat. Dan saya sesenggukan menanti ada ksatria pemberani menyelamatkan saya. Sampai saya lupa sendiri kalau saya sedang sedih habis dimarahin. Hahaha klasik
khayalan anak ingusan dan itu terbawa sampai saya jadi emak-emak. Apalagi
gambar-gambar di buku-buku cerita saya itu klasik, baguuuus sekali. Sampai
kadang saya contek dan jiplak tapi tidak pernah berhasil dengan baik.
Sekarang rasanya saya
jarang menemukan buku anak dengan ilustrasi yang bagus. Kebanyakan so cartoony,
peyang penjol tidak jelas gambarnya. Tidak seperti gambar indah di buku-buku
saya dulu yang jelas sekali rasa seninya (atau memang sense of art saya yang beda
haluan dengan illustrator buku anak sekarang). Pokoknya nyeni banget, nyaris seperti lukisan surealisme alirannya Basuki Abdullah dan Raden Saleh. Niat banget deh buku cerita anak dilukis pakai cat minyak, ga kayak sekarang, pakai komputer. Kurang nyeni.
Biar paham maksud
saya, saya beri contoh beberapa gambar dan sedikit ringkasan ceritanya
Ini cerita si Little Red Riding Hood. Anak yang diutus ibunya menengok sang nenek yang tinggalnya di seberang hutan. Di tengah jalan bertemu serigala dan sempat berbincang dengan mahluk buas itu. Serigala lalu pergi ke rumah nenek dan menyamar jadi nenek, tapi akhirnya berhasil ditembak ayah si Tudung Merah (ada beberapa versi tapi Grimm memperhalusnya). Pesan moralnya adalah jangan bicara dengan orang asing kalau bepergian.Kalau nekat, bisa-bisa nenek dimakan serigala hehehe |
Lalu ada lagi si Hansel and Gretel, anak Jerman yang kesasar ke rumah permen dan kue milik penyihir kanibal yang suka makan anak-anak gendut dalam kuali. Pesan moralnya sebenarnya adalah kalau pergi sendiri, jangan jauh-jauh dari rumah, bisa tersasar. Dan kalau makan dinding kue dari biskuit, ssstt kunyahnya pelan-pelan, biar ga ketauan yang punya rumah :) .
Terus si Thumbelina, anak perempuan yang sebesar jempol orang dewasa. Yang lahir dari bunga tulip yang mekar. Awalnya Thumbelina selalu protes tentang ukuran tubuhnya yang mungil karena ia jadi tidak bisa kemana-mana. Saking mungilnya, ibunya menidurkannya dalam kulit kenari.
Thumbelina melarikan diri dari ibu katak yang ga tau diri :)
Gambar dari sini
|
Thumbelina diculik ibu katak yang ingin menikahkan dia dengan anaknya yang jelek. Singkat cerita, akhirnya Thumbelina menikah dengan Pangeran Peri yang tinggal di kerajaan peri di ladang tulip. Moral ceritanya, selalu bersyukur jadi diri sendiri dengan kelemahan yang ada, karena pasti ada happy ending-nya. Misalnya ketemu pangeran tampan dan jadi ratu terus punya sayap *fufufu*
Kalau yang ini cerita tentang putri dan kacang polong (the princess and the pie). Jadi ada seorang pangeran yang mencari jodoh, inginnya punya istri yang perasaannya halus (lelembut kalee ah), tapi tidak jua kesampaian. Suatu malam yang berhujan deras, istananya diketuk seorang putri yang kebasahan (tau dari mana ya, emang keluyuran pakai mahkota?). Sang putri walaupun basah kuyup, bajunya robek-robek karena kena badai dan bertelanjang kaki, terlihat cantik sekali (putri raja gembel kali yaak?) dan sang pangeran langsung jatuh cinta (eeeaaaa plis deh ah). Oleh Ibu Ratu, si putri diuji kehalusan perasaannya dengan tidur di tempat tidur dengan kasur berlapis-lapis yang didasar kasur terbawah ditaruh sebuah kacang polong. Paginya, si putri laporan ngga bisa tidur semalaman karena ada sesuatu yang keras di tempat tidurnya. Taraaaa dan langsung deh diangkat jadi mantu. Moral cerita kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda eh maksudnya Don't judge the book by its cover. (Dan jangan nginep di rumah cowok bukan muhrim, jeng, nanti digrebek pak RT). Gambar diambil dari sini
Cerita putri yang lain adalah The Princess and the Frog (bukan yang Tiana dari versi Disney loh ya). Ada putri nih yang waktu main bola emas hadiah dari ayahnya(putri kok main bola?), nah bolanya kecemplung di sumur yang dalam. Putri itu sedih sekali. Tiba-tiba ada seekor katak yang bisa bicara dan bersedia mengambilkan bola emas itu dari dasar sumur asal sang putri mau menciumnya. Ternyata setelah bola diambil, si Putri membatalkan janjinya dan malah kabur. Sang katak lalu mengadu ke Raja, ayah si Putri dan membuat sang raja marah karena putrinya berbohong. Sang putri lalu diperintahkan untuk membawa katak itu ke kamarnya dan memperlakukannya baik-baik. Setiba dikamar, dengan jijik diciumnya sang katak itu lalu dilemparkan sekuat tenaga ke dinding kamar dan ternyata alih-alih katak, yang membentur dinding adalah seorang pangeran tampan (kenapa sih pangeran selalu dibilang tampan, emang ga ada yang jelek ya?). Ternyata katak itu adalah pangeran yang disihir dan hanya bisa kembali bila ada seorang putri yang mau menciumnya. Sampai disini, setelah saya dewasa, saya lebih suka versi Disney, yang putrinya justru berubah jadi katak juga hihihi. Moral cerita: jangan ingkar janji (dan jangan lupa sikat gigi sebelum mencium katak). Catatan : gambar dari sini
Langganan:
Postingan (Atom)