Cinta

Cinta
Demi Wildan

Bebek

Bebek
Jepret-jepret karya WIildan

Selasa, 13 November 2012

WINNIE THE POOH

Ga sengaja nonton Winnie the Pooh. Kok tiba-tiba menemukan banyak keanehan ya sama karakter-karakter dalam film ini. Sumpah, baru sadar deh. Hahaha jadilah saya menonton si Winnie dan kawan-kawannya sambil menganalisis jiwa karakternya (salah jurusan kayaknya ya saya).  Dan akhirnya saya ambil kesimpulan, film ini ga bisa ditonton si Idan tanpa didampingi. Yah walaupun nilai-nilai persahabatannya cukup banyak. Tapi tokoh-tokohnya kayaknya sakit jiwa semua ya?
Gambar Winnie The Pooh Nomor 10Si Winnie itu menurut saya karakter anak gendut yang rakus.  Entah karena dia gendut lalu berubah jadi pribadi yang rendah diri dan terobsesi pada madu, atau karena dia karena dia memang sudah rendah diri dari “sono”-nya dan melarikan diri dengan mencandu madu. Ih kan ga beres tuh? Masa dimana saja setiap saat dia memikirkan madu sampai jadi halusinasi? Apa ngga dicontoh sama anak-anak ya nanti? Terobsesi makanan sampai jadi obese? Walau demikian, Pooh sangat baik hati, tidak pernah bersitegang dengan teman-temannya, selalu menjadi penengah.  Oh ya satu lagi, Pooh itu ngga bisa mengeja dengan baik,soalnya dia ngga sekolah sih…. (Pooh also said: I’m the bear with little brain, so long words bored me)

Terus ada Tigger yang menurut saya ADHD. Loncat sana loncat sini boing boing….ngga bisa diam. Super excited on everything, not normal to me. Tigger juga suka bohong, melebih-lebihkan kemampuannya. Looh nanti kalau ditiru sama anak-anak? Tigger sulit memusatkan perhatian dan tidak mendengarkan orang lain berbicara. Coba lihat aja, si Tigger nabrak sana nabrak sini, kalau diikuti anak-anak dan ada yang luka bagaimana? Walaupun Tigger begitu, tapi dia setia kawan selalu siap menolong temannya meski kadang konsekuensinya ga dipikirkan terlebih dahulu. Dengan kata lain si Tigger ini impulsive dan optimis.
Belum lagi menyebutkan si Piglet. Makhluk kecil merah jambu yang super penakut, fobia berlebihan sama semua hal. Belum-belum sudah takut duluan padahal kebanyakan ketakutannya tidak beralasan. Masa dia takut sama suara angin, daun bergemerisik. Wah kayaknya si Piglet ini gangguan cemas berlebihan deh yang perlu terapi hehehe.  Apa enaknya hidup kalau belum mencoba sudah takut duluan? Tapi balik ke nilai-nilai yang ingin ditonjolkan film ini, Piglet adalah seekor babi yang setia kawan. Walau takut luar biasa,  Piglet mencoba menghadapi demi membela temannya (seringnya dengan suara mencicit dan kuping gemetar). Kalimat Piglet yang saya ingat: It is hard to be brave, when you're only a Very Small Animal

Eeyore, keledai abu-abu bermata sayu dan berekor layu yang paling menunjukkan ciri-ciri gangguan jiwa paling jelas di antara teman-temannya. Kayaknya sih Eeyore ini depresi berat deh soalnya dia selalu murung berlebihan, tidak pernah ada sesuatupun yang membuatnya tersenyum. Selama saya nonton sih, ga pernah lihat Eeyore tertawa walaupun teman-temannya sudah berusaha sekuat tenaga. Eeyore juga karakter pesimis. Eeyore juga pemalas, kerjanya duduk di atas bukit, menarik diri dari pergaulan, merenung, dan bersedih. Baaaah mana boleh Idan jadi anak model begini? Yang bagus dari Eeyore apa yah? Wah saya sih ga bisa nemuin satu sifat bagus dari dia. Eh mungkin juga Eeyore begini karena seringnya setiap dia angkat bicara, sama teman-temannya yang lain selalu dicuekin dan dianggap angin lalu. Kasian kamu, Eeyore, padahal kamu banyak mengucapkan kata bijak. Pelajarannya, jangan meremehkan orang lain karena bisa saja kamu membuat dia menjadi depresi.
Rabbit, kelinci tua pemarah, penggerutu dan terobsesi kebersihan.  Kayaknya sih punya Obsessive Compulsive Disorder.  Kalau orang Betawi bilang, senggol bacok, jek… hahaha. Masa anak-anak mencontoh kelakuan si Rabbit? Hadeuh bisa tawuran mulu deh. Untungnya Rabbit ini suka makan sayur dan mengeja paling baik diantara teman-temannya. Masih bisa dicontoh lah sama anak-anak.
Uhhmm siapa lagi ya? Oh iya Christopher Robbins,si empunya boneka. Kata saya sih, dia skizofren soalnya berkhayal berlebihan tentang boneka-bonekanya yang jadi hidup di hutan 100 acres. Atau dia kebanyakan baca buku, jarang main keluar dan sosialisasi dengan anak-anak sebayanya. Kalau anak jaman sekarang, kebanyakan main gadget. Hihihi… Terus bedanya mengkhayal yang sehat dengan halusinasi visual dan auditorik di mana yaaa?
Karakter paling “normal” di Winnie-The Pooh buat saya adalah Roo. Kangguru kecil yang ceria, pandai, pemberani, bersahabat, sopan, menurut pada ibunya. Roo realistis sesuai jiwa anak seharusnya. Roo yang mestinya dijadikan karakter utama pada film ini.
Itulah pentingnya mendampingi anak menonton TV, bisa menunjukkan mana yang baik dan mana yang salah. Walaupun Winnie-The Pooh termasuk kelompok kartun aman bebas kekerasan, tapi siapa sangka karakternya mencerminkan banyak sisi gelap yang kalau tidak hati-hati bisa ditiru oleh anak-anak.
Bagusnya, film ini mengajarkan indahnya persahabatan dan setia kawan kepada anak-anak. Banyak nilai-nilai baik yang bisa diambil dari kalimat-kalimatnya.  Seperti berikut :
A little Consideration, a little Thought for Others, makes all the difference –Eeyore
Don't underestimate the value of Doing Nothing, of just going along, listening to all the things you can't hear, and not bothering – Piglet
If the person you are talking to doesn't appear to be listening, be patient. It may simply be that he has a small piece of fluff in his ear – Eeyore
If you live to be a hundred, I want to live to be a hundred minus one day, so I never have to live without you - Pooh
It's always useful to know where a friend-and-relation is, whether you want him or whether you don't Rabbit
Just because an animal is large, it doesn't mean he doesn't want kindness; however big Tigger seems to be, remember that he wants as much kindness as Roo – Roo
You can't stay in your corner of the forest, waiting for others to come to you; you have to go to them sometimes - Piglet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar