"Dokter, Kenapa ya Anak Saya Susah Makan….?"
Duh, paling pusing kalau dapat pertanyaan seperti ini di kamar praktek. Karena pertanyaan yang terdiri dari 7 kata itu, jawabannya bisa satu buku textbook sendiri. Dan waktu konsultasi yang cuma 10-15 menit kadang kurang itu belum tentu bisa memenuhi keingintahuan orangtua kenapa anaknya susah makan. Ekspektasi orangtua biasanya cuma satu,”Dok,kasih vitamin yang paling bagus ya, supaya nafsu makannya ada.” Duh, dokternya tambah puyeng kalau begini. Dikasih ya ngga bener, ngga dikasih orangtuanya kecewa. Kesimpulannya, ya tetap ortu harus dijelaskan sampai sedetil-detilnya. Sayangnya, karena kebanyakan ortu pasien-pasien saya datang dari kelompok menengah ke bawah, walaupun sudah dijelaskan berbusa-busa, ya tetap aja banyak yang ga mudeng ;(
Anak susah makan bukan vitamin jawabannya, Bunda. Banyaaaaak sekali penyebab mengapa anak susah makan dan berat badannya tidak naik, sehingga yang perlu kita cari tahu adalah akar permasalahannya.
Kadang keluhan orangtua ini tidak cocok dengan kondisi status gizi anaknya. Bundanya mengeluh anaknya sulit makan, tetapi status gizi anaknya baik. Usut diusut ternyata si anak bukan susah makan, tapi dia terlalu banyak ngemil dan minum susu sehingga saat makan tiba, dia sudah kenyang.
Berikut saya coba membahas secara sekilas mengapa anak “susah makan”
Perkembangan ketrampilan makan anak itu sudah dimulai sejak lahir. Insting bayi baru lahir untuk “makan” sudah ada terbukti dengan kemampuannya mencari puting susu ibunya saat inisiasi menyusu dini. Ketrampilan makan ini akan berkembang pesat pada usia 6 – 9 bulan dan berlangsung terus sampai usia 3 tahun. Dengan demikian usia tersebut merupakan fase kritis untuk melatih anak makan dengan baik. Kesalahan yang terjadi pada usia ini dapat menetap bertahun-tahun lamanya dan berdampak pada status gizi anak. ASI eksklusif (ASIX) merupakan awal yang baik untuk dasar pemberian makan. Anak yang mendapat ASIX cenderung lebih mudah mentolerir pemberian makanan padat dibanding bayi yang mendapat susu formula. Memberi makan pada bayi yang baru mengenal makanan padat tentu berbeda. Judulnya saja belajar, jadi tidak harus selalu berhasil pada setiap pemberian makan. Prinsipnya hanya mengenalkan makanan padat, tidak ada target sang bayi harus menghabiskan kuantitas makanannya. Makanan utama bayi kurang dari satu tahun kan cuma susu.
Syarat mengenalkan makanan adalah satu bahan setiap kali mengenalkan jenis makanan baru selama beberapa hari (biasanya 4-5 hari). Budaya ortu sebaliknya, mencampur seluruh isi lemari es dan memblendernya jadi satu sehingga Ilustrasinya seperti ini, hari ini anak hanya diberikan bubur nasi saja selama 3-4 hari, sesuaikan kemampuan makan anak, jangan memakai target dari pemberi makan. Begitu terus selama beberapa hari sampai si anak kenal rasa bubur nasi. Lihat toleransi alerginya, adakah reaksi yang timbul seperti diare, kulitnya menjadi ruam-ruam, bisul-bisul, atau pilek. Kalau ada, berarti si anak mungkin alergi terhadap protein dari beras. Nanti setelah 2-3 bulan baru coba lagi dengan prinsip yang sama. Kalau tidak ada masalah, boleh ganti dengan jenis bahan makanan lainnya , misalnya kentang. Kalaupun mau coba lagi bubur nasi kombinasi dengan lauk, silakan saja. Coba dengan satu lauk terlebih dahulu, misalnya ayam selama beberapa hari. Jangan takut anak kekurangan gizi, tidak akan karena memang makanan utamanya susu kok. Justru karena itulah, Bunda bisa lebih leluasa mencoba-coba makanan pada si kecil di usia sampai 1 tahun ini tanpa takut kekurangan gizi. Kelebihan mencoba makanan dengan cara ini selain untuk melihat respon alergi anak, juga melatih anak mengenal semua rasa. Mulai dari sayur yang getir sampai ikan yang amis, sehingga anak tidak menjadi anak yang pilih-pilih makanan setelah lebih besar nanti.
Secara umum, ada tiga hal utama penyebab kesulitan makan pada anak:
1. Faktor organik
Yaitu apabila kesulitan makan memang disebabkan karena ada kelainan baik secara anatomis maupun fisiologis dari tubuh si anak. Seperti ada infeksi akut (radang tenggorokan, flu, diare, radang lambung),infeksi kronis (umumnya tuberculosis atau infeksi saluran kemih asimptomatis). Kelainan bawaan juga bisa menyebabkan hal ini, seperti misalnya sumbing bibir dan langit-langit mulut. Gangguan persyarafan juga sangat mempengaruhi kemampuan makan anak, seperti bila si anak memiliki kondisi lumpuh otak (cerebral palsy), hidrosefalus atau sindrom-sindrom terkait bawaan genetik. Kelainan bawaan dari lahir seperti penyakit jantung bawaan atau laringomalasia (tulang rawan daerah saluran nafas atas belum sempurna) juga sangat berperan dalam kesulitan makan, terkait besarnya usaha yang dikeluarkan anak untuk mengisap, mengunyah atau menelan makanan. Kelainan fungsi seperti refluks lambung juga sering menyebabkan kesulitan makan. Gangguan di rongga mulut, seperti sedang tumbuh gigi atau banyaknya gigi yang bolong juga harus dievaluasi.Ciri khas seorang anak dengan gangguan makan akibat faktor organik adalah berat badannya yang tidak baik, terkadang gagal tumbuh.
2. Faktor psikologis
Terkadang faktor ini terabaikan oleh ibu, pengasuh atau bahkan dokternya. Kemampuan anak beradaptasi terhadap lingkungan dan sekitarnya di usia 6 bulan mulai berkembang pesat dan mencapai puncaknya pada usia prasekolah. Anak mulai belajar tentang konsep diri sebagai pribadi dan terkadang sangat ingin menunjukkan pada orang lain tentang kemandiriannya dan menentang dominasi orangtua. Bentuknya dapat sebagai penolakan bila diberi makan. Gangguan cemas perpisahan pun dapat memicu kesulitan makan, karena secara psikis anak tidak merasa kenyamanan yang biasa ia rasakan. Bunda, bayi pun bisa stres lho, manifestasinya ya menolak makan. Anak pun sedang gemar melakukan eksplorasi lingkungan dan akan menganggap bahwa makan sebagai ‘perusak’ kegiatan yang mengasyikan (apalagi kalau mamanya memberi makan dengan mata melotot dan tangan di pinggang ;D). Nah ini juga penting nya membuat lingkungan dan suasana makan si anak menyenangkan. Mencari perhatian pun sering dilakukan si anak dengan menolak makan. Apalagi kalau bundanya bekerja (kayak anak saya tuh) dan setiap hari biasa makan dengan pengasuh.
3. Faktor makanan
Poin terakhir ini juga tidak boleh dilupakan, justru kadang menjadi penyebab utama. Sekarang Bunda, coba Tanya diri sendiri, apakah kalau makanan tidak enak rasanya, kita nafsu memakannya? Hhhm, pasti jawabnya tidak,kan? Lha, anak juga begitu! Jadi coba lihat lagi menu makanan yang kita berikan pada si anak. Jangan-jangan anak bosan makan dengan menu yang itu-itu aja (kata anak saya:”Huh, ibu masak sayur bayam lagi, sayur bayam lagi!”). Mengetes anak kita tidak suka makan atau memang sulit makan gampang kok, Bun. Lihat saja, kalau di ajak makan di resto fast food, tiba-tiba dia jadi doyan makan, berarti ya memang dia bosan atau ga suka masakan bundanya. Makanya saya suka tanya sama bunda di kamar praktek,”Mam, pinter masak ngga? Mam, siapa yang masak di rumah?”. Karena kalau ternyata bundanya ga pintar masak, maka saya akan minta beliau untuk kursus masak, atau beli buku resep masakan. Kalau ngga bisa juga, saya suruh cari katering yang berkualitas. Saya tidak rekomendasikan beli makanan di warteg karena rasanya dan kualitas yang tidak ramah buat anak.
Minum susu terlalu banyak juga sering jadi biang kerok anak tidak mau makan. Minum susu berlebihan memang membuat berat badan si anak meningkat, tapi apakah gizinya seimbang? Jelas tidak! Mana seratnya? Hhmm, bisa-bisa malah si kecil datang lagi ke saya karena sembelit. Lagipula setelah satu tahun, anak cuma perlu susu 400ml per hari kok. Jadi ngga usah mendewakan susu ya, Bun? Usus orang Asia pun sebenarnya tidak didesain menjadi peminum susu seperti orang bule. Lagipula susu bukan penyebab anak jadi pintar, tuh pak Habibie waktu kecil ga minum susu pun tetap pintar kok.
Mengemil terlalu banyak pun membuat anak tidak mau makan. Memang camilan bentuknya kecil-kecil dan imut-imut, tapi coba lihat isinya,deh. Hhm, tepung, coklat, susu, kacang, keju, hitung sudah berapa kalori tuh? Banyak lho, bun, jelas saja anaknya kenyang. Jadi upayakan memberi snack kurang lebih dua jam sebelum waktu makan ya? Mau snack yang lebih sehat lagi? Silahkan kasih buah-buahan, bunda.
Gambar diambil dari www.thenewschronicle.com
Kira-kira itu yang akan saya cari dan gali kalau ada orangtua pasien yang membawa anaknya karena sulit makan. Jadi jangan harap saya sedemikian gampang memberikan multivitamin ya,Bun? Dan jangan marah ya kalau dokter sangat banyak bertanya dan terkadang memerlukan banyak pemeriksaan tambahan untuk melihat masalah dasar mengapa anak bunda ga mau makan. Moga-moga tulisan saya ini sedikit membantu bunda mengevaluasi di rumah mengapa si buah hati tidak mau makan. Salam sehat buat seluruh keluarga
great job mb... :)
BalasHapusditunggu tulisan lainnya hehehe